Logo Design by FlamingText.com

Lirik Lagu Rita Sugiarto

Air Bunga
Air bunga tiada harum lagi
air bunga tak mampu mencuci
goresan dosa dosamu dihati
catatan noda yang berdarah ini
air bunga ini tiada harum lagi
air bunga tak mampu mencuci

Percuma saja kau datang lagi
hati ini terlanjur benci
biarlah aku seorang diri
tanpa ada kekasih

Terlalu parah kau menyakiti
aku sudah tak sudi lagi
sedalam apa cintaku ini
sanggup kubunuh mati
takkan ku ampuni pengkhianatanmu kasih
tanpa ijin malaikat penjagaku ini

Bahasa Isyarat
Digeleng-gelengkan kepala
Itu pertanda tidak mau atau tak setuju
Diangguk-anggukkan kepala
Itu pertanda dia mau dan juga setuju

Itu semua isyarat dalam bahasa
Tanpa bicara orang mengerti maksudnya

Dikedip-kedipkan matanya
Itu pertanda dia merayu atau menggoda
Dibasah-basahkan bibirnya
Itu pertanda ada sesuatu yang dipendam

Orang bisa berkata
Walau tidak memakai bahasa
Tuk mengatakan cinta
Cukuplah dengan pandangan mata

Tapi jangan selalu bicara
Tidak dengan bahasa
Nanti orang mengira
Engkau bisa tak bisa berkata

Bakti dan Cinta
Sentuhan hati mesra penawar duka-lara
Darimu oh sayang
Cintaku kepadamu selalu membara di kalbu

Cerahnya senja hari secerah wajah kasih
Tambatan hatiku
Seluruh jiwa ini rela kuserahkan padamu

Aa... aa...

Rasa kasih dan sayangmu
Terlukis dalam hatiku
Bakti dan cinta darimu
Menyentuh sanubariku

Saat indah... saat mesra...
Bila terbuai dalam cinta

Cerahnya senja hari secerah wajah kasih
Tambatan hatiku
Seluruh jiwa ini rela kuserahkan padamu

Bara Cinta
Kunyalakan api di tungku hatiku
Semakin lama makin membara
Begitu kiranya cintaku padanya
Semakin lama makin bertambah
Tapi kini dia pergi

Apa salahku apa dosaku hingga ku ditinggal pergi
Apakah ini takdir Ilahi yang harus kubawa mati
Sukar dicari cinta sejati di dalam kehidupan ini

Selama hidupku baru kali ini
Ku mengalami bermain cinta
Kukira bahagia yang aku temui
Tapi ternyata aku kecewa
Merana karena cinta 


Bercanda
Aha-aha, hati jadi gembira
Aha-aha, kalau bercanda
Aha-aha, riuh gelak tertawa
Aha-aha, kalau bercanda

Bercanda tentu ada batasnya
Jangan sampai teman naik darah

Aha-aha, hati jadi gembira
Aha-aha, kalau bercanda
Aha-aha, riuh gelak tertawa
Aha-aha, kalau bercanda

Boleh saja kalau mau bercanda
Asal jangan menyinggung perasaan
Boleh saja kalau mau bercanda
Tetapi jangan menyakiti teman

Tidak jarang cuma karena bercanda
Akhirnya jadi satu keributan
Tidak jarang cuma karena bercanda
Akhirnya teman kan menjadi lawan


Biarlah Merana
Biarlah merana
kubiarkan diri ini merana dilanda sepi
walau pun rindu aku tak kan mencrimu
biarlah kecewa biarlah merana

*
Kubiarkan diri ini menangis didalam hati
sampai kapan ku tak tau
hanya tuhan lah yang tau
ha ha ha ha...

Namun kucoba slalu melupakan dirimu
menghapuskan cintaku
sampi waktu kan berlalu
biarlah kecewa biarlah merana

**
Banyak hati yang kecewa
karena cinta yang hampa
mungkinkah aku dapat membalu lukaku

(kembali ke *)

Merana... merana... merana
merana... merana.....
biarlah kecewa biarlah merana


Buaya
Buaya, buaya itu binatang melata
Terkenal karena kelicikannya
Dia pandai mengelabui mangsa
Diam-diam tetapi berbahaya

Dia selalu berpura-pura
Apabila ada maunya
Macam-macam tipu-dayanya
Begitulah sifat buaya
Buaya

Kini kita melihat
Banyak buaya naik ke darat
Awas hati-hatilah
Buaya darat lebih bahaya

Memang bentuknya seperti manusia
Tapi sifat-sifatnya na’udzubillah

Buaya, buaya, hai air mata buaya
Itu lambang suka berpura-pura
Banyak manusia jadi buaya
Dalam cara-cara kehidupannya

Apabila Anda berjumpa
Hindarilah dan jauhilah
Hati-hati dan waspadalah
Jangan sampai kau terpedaya
Buaya


Bukan Yang Kupinta
Ya ya ya ya ya ya
Ya ya ya ya ya ya

*
Sebagai wanita ku tak sanggup lagi
Kekasih yang kedua mengkhianati lagi
Sampai dimanakah aku harus bertahan
Ternyata cintanya lebih kejam dari yang pertama

**
Sebagai wanita ku tak sanggup lagi
Kekasih yang kedua mengkhianati lagi

***
REFF
Kini datang lagi cinta yang ketiga
Hampir tak punya rasa batas-batas cinta
Berjanji bunga emas, bertirai cemburu
Tapi yang kuhadapi bukan yang kupinta
Jeritan-jeritan di dalam hatiku
Kutelan bagai air ludah

Bulan
Sejak manusia turun di bulan
Berubahlah cara rayuan
Lelaki tidak mau mengatakan
Pacarnya cantik bagai bulan
Karena bulan terpijak kaki
Sehingga bulan tak cantik lagi

Sejak manusia turun di bulan
Berubahlah cara pacaran
Perempuan tak mau dikatakan
Wajahnya cantik bagai bulan
Karena bulan terpijak kaki
Sehingga bulan tak cantik lagi

Dulu sebelum manusia ke sana
Bulan dikira mulus bagai pualam
Tapi setelah manusia ke sana
Bulan ternyata gersang berpegunungan

Dulu wanita akan bangga sekali
Bila diumpamakan seperti bulan
Kini wanita akan marah sekali
Bila diumpamakan seperti bulan


Bunga Pengantin
Bunga melati hiasan di kamar pengantin
Putih tersusun rapi harum segar mewangi
Tanda tanda bekas pesta masih terasa
Seakan turut mengiringi pesta kita

Bunga melati hiasan di kamar pengantin
Menjadi saksi bisu di malam pertamaku
Oh melati

REFF

Kini semua telah berubah dengan kepedihan
Kau tuduh diriku telah ternoda
walau aku telah bersumpah atas nama tuhan
baru tiga hari menikah kau tega menjatuhkan talak

kau hina diriku di depan orang
barulah kau sadar dirimu siapa

lihatlah semua orang mendengar ceritaku
semua orang menatap penuh ragu lihatlah
seakan aku manusia paling buruk
Paling hina di dunia

Cemburu
Mengapa kau tampar pipiku
hingga terlihat bekas tanganmu
kau tuduhku yang bukan-bukan
cemburu tanpa alasan

Mengapa kau jatuhkan tangan
sedang kita belum bertunangan
kalau memang ku bersalah
matipun aku rela

Mengapa kau tampar pipiku ?
aku hanya seorang wanita
yang lemah dan berdaya
mengapa ku selalu tersiksa
seakan tiada lagi cinta

Ku tak suka, ku tak rela
lebih baik kita berpisah


Cemburu Buta
Jangan-jangan cemburu buta jangan-jangan cemburu
Jangan-jangan cemburu buta jangan-jangan cemburu
Tanpa alasan dan bukti nyata
Bisa saja kau salah menduga
Jangan-jangan cemburu buta jangan-jangan cemburu
Jangan-jangan cemburu buta jangan-jangan cemburu

Pemuda yang kaucurigai
Tak patut engkau cemburui
Rupanya engkau belum tahu
Siapa yang selalu bersamaku
Dia adalah adik kandungku
Yang lama tak pernah bertemu

Cinta Berawan
Jauh sudah langkah cinta kita berdua
walau disadari tertutup awan gelap
bertambah ia bertambah
bertambah hitam dan gelap awan yang menutupinya
sampai detik ini gelap masih membayang
bilakah berlalu langit kembali cerah
berakhir segalanya
berakhir awan hitam yang menutup cinta kita berdua

Lelah… lelah ku menanti
bersinarnya rona pelangi
lama… lama kumenunggu
hari hari gelap membisu
dimanakah kau pelangi
kau datanglah menyinari
jangan biarkan gelap terus melanda

Betapa besarnya pengorbanan dirimu
dalam penantian saat cinta berawan
menanti segalanya
menanti awan hitam yang menutup cinta kita berdua

Cinta Putih
Pandangan sinar matamu
Memancarkan cahaya putih dan berkilau
Menembus rasa terkesan dihatiku
Tanda cinta dan kasih nan suci murni
Pengobat rasa pedih luka dihati

Mebiaslah cahayamu
Meresap dihatiku
Akan kusemaikan sepenuh jiwa
Sehingga berbunga
Bersemilah cintamu dalam hatiku
Semopga cahanya tetap memutih

Sinar cintaku yang pertama
Sirnalah untuk selamanya
Berganti sinar yang kemilau
Menerangi relung jiwaku

Harapkan cintaku yang kedua
Kan menghapus rona dan noda
Menghalau kelamnya kalbu
Citra nan lalu cintaku

Cinta Segitiga
Dirinya, diriku, tergila-gila padamu
Cintanya, cintaku, sangat besar kepadamu
Mungkinkah kiranya cinta segitiga
Kan mencapai bahagia
Dirinya, diriku, tergila-gila padamu
Cintanya, cintaku, sangat besar kepadamu

Tentu saja dia tak mau mengalah
Melepas dirimu untukku
Dan begitu juga aku tak kuasa
Melepas dirimu untuknya

Sedangkan ku tahu cintamu padaku
Sama seperti kepadanya
Hingga engkau ragu bahkan tidak mampu
Untuk menentukan yang mana
Dia atau aku

Cup-cup
Cup bibir dikecup berdiri si bulu roma
Git bibir digigit seminggu masih terasa
Begitu kiranya orang berpacaran
Seumur hidupku baru merasakan

Cup bibir dikecup berdiri si bulu roma
Git bibir digigit seminggu masih terasa

Kukira yang namanya kekasih
Orangnya lembut hai selembut rusa
Rupanya yang namanya kekasih
Orangnya buas sebuas serigala

Tetapi buasnya tidak menyakitkan
Malah sebaliknya buas menyenangkan

Dua Kursi
la, la, la, la (4X)
la, la, la, la, la, la, la, la (2X)

Kalau hanya makanan dimeja
tak pernah engkau makan
Kalau hanya kopi yang ku suguhkan
tak pernah engkau minum

Tapi jangan sampai kau macam-macam
diluaran rumah kau macam-macam sayang
awas, awas, awas, awas
Satu kali kau salah melangkah

bibir mulai berdusta
Bila tingkah lakumu berubah
aku pasti curiga
Jangan sampai ada bunga yang baru
diluar rumah

Aku takut sayangmu terbagi
Aku takut rindumu terbagi
pada orang, pada orang lain
Takkan mau lelaki yang dipuja
menduakan cinta

perasaan wanita tak beda
ingin dipuja dimanja-manja
Satu cinta, satu cinta saja
Cukup saja dua kursi
jangan tambah kursi lagi
diluar rumah ini

Fatamorgana
Ke mana lagi harus ku pergi
Membawa nasib yang malang ini
Seakan sudah tiada lagi
Tempat berpijak di bumi ini

Tiada lagi orang yang sudi
Menerimaku yang malang ini
Seakan sudah tiada lagi
Harapan hidup di bumi ini

Kukira badai telah berlalu
Semenjak ia mendampingiku
Tapi kiranya itu semua
Bagai perdaya fatamorgana
Ke mana kaki ini berjalan
Kan kuturuti tanpa tujuan

Oh... oh... oh...

Hello Dangdut
hello.., hello.., helloooowwww..
yang, yang, yang digoyang-goyang yaaang
dut, dut, dut.. yo kita berdangdut
yang digoyang digoyang yang
yang yang digoyang digoyang yang
dangdut (4 kali) , dut dut dut dut dut dut dut wow!

ayo kawan-kawan gembira bersama
ayo kawan-kawan bergoyang bersama
lepaskan rasa rindu kita semua
dengan lagu yang gembira
cobalah ikuti irama gembira
tua dan muda mari joget bersama
hilangkan rasa keluh kesah yang ada
dengan lagu yang gembira
hello.., hello, hellooooooow..
yang, yang, yang digoyang-goyang yaaaang
dut, dut, dut.. yo kita berdangdut
yang digoyang digoyang yang

yang yang digoyang digoyang yang
dangdut (4 kali), dut dut dut dut dut dut dut dut

Hitam
Hitam, kulitnya hitam
Tetapi putih isinya, itulah manggis namanya

Hitam, orangnya hitam
Tetapi manis senyumnya, itulah pilihan saya

Entah mengapa sebabnya
Warna hitam aku suka
Hingga benda yang kupunya
Banyak yang hitam warnanya

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar